"Jadi kita melihat kurang pas ya seseorang yang pernah memimpin republik ini selama 10 tahun malah melakukan tuduhan yang sifatnya insinuasi," katanya.
"Karena Pak SBY sama partai Demokrat itu kan memiliki jejak rekam yang panjang dalam menjaga demokrasi dan etika politik," sambung Dia.
Yan Harahap pun menyarankan Jokowi agar sebaiknya selesaikan permasalahan yang dialami tanpa harus menuduh ke sana dan ke sini.
"Alangkah baiknya selesaikan saja masalahnya dengan pihak-pihak terkait tanpa harus menuduh ke sana ke sini," ungkapnya.
Awal Mula Heboh Ucapan Jokowi
Pada 14 Juli 2025 lalu, Jokowi menyebut soal agenda besar ketika ditanyai wartawan soal isu ijazah.
"Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu-isu ijazah palsu, isu pemakjulan," kata Jokowi di Solo dikutip dari Youtube Solo Times, Senin (14/7/2025).
"Ini perasaan politik saya, mengatakan ada agenda besar politik," sambung Jokowi.
Jokowi curiga agenda besar ini bertujuan untuk menurunkan reputasi politik.
"Untuk menurunkan reputasi politik, untuk mendowngrade, ya buat saya biasa-biasa saja lah. Termasuk (pemakzulan), ijazah palsu, pemakzulan mas wapres, saya kira ada agenda besar politik," sambung Jokowi.
Setelah muncul istilah agenda besar ini, kemudian muncul istilah 'baju biru' namun bukan diucapkan oleh Jokowi.
Sebutan tokoh besar 'baju biru' ini salah satunya diucapkan oleh Sekjen Peradi Bersatu, Ade Darmawan.
Isu tokoh 'baju biru' ini pun kemudian menyeret nama partai yang berwarna biru, Demokrat.
Namun pihak Demokrat membantah tuduhan terkait isu tokoh besar 'baju biru' ini.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membantah partai yang dipimpinnya ada di balik polemik ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Putra dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyebutkan, tuduhan Partai Demokrat sebagai dalang di balik polemik ijazah Jokowi adalah fitnah besar.
"Itu fitnah, fitnah besar," kata AHY dikutip dari Kompas.com.
Sumber : Tribun Bogor