Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Serangan Gajah Liar di Riau

Suara Gajah Terdengar Sedih Seusai Amuk Bocah Citra di Kebun Sawit Pekanbaru

Peristiwa gadis Ezra Citra Juniani Purba yang tewas oleh amukan gajah,  meninggalkan trauma bagi Felmin Halawan dan Sardo Purba.

Penulis: Budi Rahmat | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Budi Rahmat
AMUK GAJAH - Lokasi kediaman Ezra Citra Juniani Purba, gadis 8 tahun yang diamuk gajah, di RT 02, RW 002 Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru. 
Ringkasan Berita:
  • Peristiwa tragis: Gadis 8 tahun, Ezra Citra Juniani Purba, tewas akibat amukan gajah liar di Rumbai Barat, Pekanbaru (30/10/2025 subuh).
  • Kronologi: Gajah masuk kebun jagung dekat rumah, mengepung keluarga; saat evakuasi, Citra terlepas dari pegangan ayahnya dan terkena serangan gajah.
  • Dampak dan trauma: Orang tua korban masih berduka, warga sekitar 89 KK cemas karena rumah berada di jalur perlintasan gajah liar.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Peristiwa gadis Ezra Citra Juniani Purba yang tewas oleh amukan gajah, meninggalkan trauma bagi Felmin Halawan dan Sardo Purba.

Kejadiannya di rumah yang didiami gadis 8 tahun tersebut di RT 02, RW 002 Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru pada Kamis (30/10/2025) subuh sekitar pukul 04.30 WIB lalu.

Peristiwa yang kemudian membuat warga di perumahan yang berjumlah 89 Kepala Keluarga itu, dibikin khawatir.

Tribunpekanbaru.com, mendatangi langsung lokasi kediaman Citra. Jalan yang ditempuh sekira 6 kilometer dari simpang Palas, Rumbai, Senin (3/11/2025) atau sehari setelah Citra dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 1 November 2025.

Baca juga: Bocah 8 Tahun Korban Serangan Gajah di Pekanbaru Meninggal, Ini Imbauan BBKSDA Riau

Baca juga: Interaksi Negatif Gajah dan Manusia di Riau, Kehilangan Habitat Jadi Penyebab Utama

Lokasi rumah mendiang yang sudah  enam tahun ditempat itu, agak masuk melewati perkebunan.

Jalan tanah hanya bisa dilewati kendaraan bermotor. 

Baru masuk halaman rumah, Tribunpekanbaru.com sudah melihat hamparan kebun jagung.

Namun, kondisinya sudah tak lagi teratur. 

Nampak jelas jika kebun jagung itu berbekas ada yang merusaknya.

Dari rekontruksi kejadian, kebun jagung itulah yang sempat dimasuki gajah liar.

Kebun itu berada persis di samping kiri rumah orangtua Citra. 

Tribunpekanbaru.com, berkesempatan bertemu dengan kedua orangtua Citra, Felmin Halawan dan Sardo Purba.

Sang ibu tampak masih diliputi kesedihan.

Wajahnya masih kuyu dan nampak menyimpan rasa kehilangan anak tercintanya.

Sedangkan Sardo, ayah dari Citra tampak lebih tegar. Meskipun kesedihan tak bisa ia sembunyikan.

Pada pertemuan itu, Tribunpekanbaru.com belum bisa mendapatkan keterangan lengkap dari kedua orang tua Citra.

Sardo mengatakan jika dirinya belum bisa ceritakan apa yang terjadi malam itu.

Tribunpekanbaru.com, kemudian melihat-lihat sekitar rumah.

Dibagian belakang terdapat kebun kelapa sawit yang dijaga oleh Sardo.

Sardo dipercaya untuk mengawasi kebun sawit tersebut.

Dan ia menempati rumah berdinding papan sebagai tinggalnya.

Kebun sawit di belakang rumahnya itukah yang jadi perlintasan gajah liar. 

Subuh yang Mencekam

Ketua RT 02, Slamet Riyanto yang ikut mendampingi Tribunpekanbaru.com menceritakan bagaimana detik-detik yang mencekam itu.

Menurutnya, malam sebelum kejadian, ia dan warga lain sudah mendengarkan suara letusan petasan dari jauh.

Bunyi petasan tersebut memang sebagai pertanda bahwa ada gajah liar yang melintas.

Mengetahui hal itu, Slamet Riyanto yang akrab disapa Anto ini kemudian bersama warga melakukan pengecekan dan memastikan warga yang rumahnya berdekatan dengan perlintasan gajah untuk segera mengevakuasi diri.

Termasuk Sardo yang rumahnya juga sangat dekat dengan perlintasan gajah.

"Rabu malam itu kami susah datangi rumah keluarga mendiang. Kami sampaikan bahwa gajah liar akan melintas," ungkap Anto kepada Tribunpekanbaru.com.

Namun, menurutnya, malam itu Sardo hanya merespon singkat.

Dikatakan Anto, kemungkinan Sardo malam itu kecapean karena ia habis mancing. 

"Beliau (Sardo) mungkin kecapean jadi memilih belum melakukan evakuasi keluarganya.

Subuhnya ternyata gajah susah mengepung rumah," ungkap Anto.

Dikatakan Anto,  biasanya Sardo akan membawa anak istrinya keluar rumah jika ada informasi gajah akan melintas.

Namun malam itu tidak dilakukan dengan cepat.

"Subuh, gajah sudah disekitar rumah. Termasuk di samping rumah yang ada kebun jagung. Saat itulah kemudian Sardo terbangun," cerita Anto sesuai dengan informasi yang ia dapatkan langsung dari Sardo.

Saat Sardo membuka pintu depan ternyata gajah sudah ada di depan rumah.

Sardo kemudian membawa istri dan empat anaknya lewat pintu belakang 

Namun, rumah sudah dikepung gajah. Sardo tak mengetahui ternyata ada gajah yang dekat dan ia terus berlari mengarah ke samping kanan rumah dan mengarah ke kebun sawit.

Harapannya bisa berlindung di pohon sawit.

Namun, satu ekor gajah melihat reaksi Sardo dan istri serta anak-anaknya yang berlari. 

Respon gajah langsung mengejar.

Saat itulah dikatakan Anto, pegangan tangan Citra terlepas. 

"Korban sempat tersepak gajah. Kemudian, dugaannya gajah sempat menginjak namun tidak dengan kekuatannya," ungkap Anto.

Dalam kondisi gelap itu, Sardo dan istri serta anaknya yang lain bersembunyi di belakang pohon sawit. 

"Istri Sardo meminta agar gajah tak lagi mengganggu. Ada kalimat yang diucapkan.

"Tuk, jangan ganggu kami," ujar Anto menirukan kalimat yang diucapkan istri Sardo.

Usai mengucapkan kalimat itu, gajah liar tersebut pergi meninggalkan lokasi.

Anto mengatakan, sepertinya gajah mengerti dengan komunikasi itu. 

"Jadi saat gajahnya meninggalkan lokasi, suara gajah terdengar jelas seperti sedih," ungkap Anto. 

Usai peristiwa mencekam itu, Sardo kemudian membopong Citra dan dibawa menggunakan sepeda motor. (Tribunpekanbaru.com/Budi Rahmat)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved