Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Waspada Bencana Hidrometeorologi

Intensitas Hujan Meningkat, BMKG Peringatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Riau

Kondisi cuaca dan pola angin menunjukkan peningkatan pembentukan awan hujan di sebagian besar kabupaten/kota di Riau. 

Penulis: Alex | Editor: M Iqbal
Dok Tribun Pekanbaru
Ilustrasi prakiraan cuaca. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Provinsi Riau saat ini telah memasuki musim hujan dan diperkirakan akan menuju puncak musim hujan pada Desember mendatang.

Intensitas hujan yang mulai meningkat sejak pertengahan November membuat sejumlah wilayah berpotensi mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa pekan ke depan.

Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru Sultan Syarif Kasim II, Bibin S menyampaikan bahwa kondisi cuaca dan pola angin menunjukkan peningkatan pembentukan awan hujan di sebagian besar kabupaten/kota di Riau. 

"Kami melihat tren yang mengarah ke puncak musim hujan, terutama pada Desember. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem," kata Bibin S kepada Tribun, Senin (19/11/2025).

Menurut BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi hampir setiap hari, terutama pada siang hingga malam hari.

Beberapa daerah juga berisiko mengalami hujan yang disertai angin kencang, petir, dan durasi hujan yang lebih panjang dari biasanya.

Peningkatan curah hujan ini membuat potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor semakin tinggi, khususnya di wilayah yang memiliki topografi rawan dan kondisi tanah jenuh air. Sungai-sungai besar seperti Sungai Siak, Kampar, dan Rokan juga perlu mendapat perhatian karena hujan intens dapat meningkatkan debit air secara signifikan.

Bibin menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah bantaran sungai, kawasan rendah, serta perbukitan. 

Selain banjir dan longsor, angin kencang juga menjadi salah satu ancaman yang perlu diwaspadai. Angin kencang berpotensi menumbangkan pohon, merusak atap rumah, dan mengganggu aktivitas transportasi. BMKG mengingatkan agar warga menghindari berteduh di bawah pohon dan papan reklame saat cuaca terlihat gelap dan berpotensi terjadi hujan.

Pemerintah daerah juga diharapkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, mulai dari pembersihan drainase, penyiapan peralatan evakuasi, hingga sosialisasi kepada warga. Dengan langkah antisipasi yang baik, dampak dari cuaca ekstrem pada puncak musim hujan diharapkan dapat diminimalkan.

Instruksi Mendagri

Bencana hidrometeorologi adalah ancaman nyata di Indonesia.

Mengingat, letak geografis dan iklim tropis yang membuat wilayah ini rawan hujan ekstrem maupun kekeringan.

Sebagai informasi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian telah menginstruksikan seluruh gubernur, bupati, dan wali kota di Indonesia untuk segera meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Instruksi itu dikeluarkan setelah presiden memerintahkan seluruh otoritas terkait untuk mewaspadai bencana tersebut pada Senin (17/11/2025) lalu. 

Presiden menyebutkan, berdasarkan laporan BMKG per 13 November 2025 mengenai adanya aktivitas gelombang atmosfer dan sirkulasi siklonik yang berpotensi memicu cuaca ekstrem. 

Menyikapi perintah itu tersebut, Mendagri langsung mengirimkan Surat Edaran bernomor 300.2.8/9333/SJ ke seluruh kepala daerah.

Dalam SE yang dikirim Selasa (18/11/2025), Tito meminta para kepala daerah mengambil langkah-langkah strategis.

Hal itu di antaranya meminta kepala daerah segera memetakan daerah rawan bencana hidrometeorologi berdasarkan kajian risiko, rencana kontingensi, dan rekayasa cuaca. 

Daerah juga diminta mengoptimalkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) serta menyiagakan sumber daya perangkat daerah, masyarakat, dan dunia usaha untuk mengantisipasi terjadinya bencana di kawasan yang dinilai rawan.

Mengenal Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi terjadi ketika fenomena cuaca ekstrem menimbulkan dampak merugikan bagi manusia, lingkungan, maupun infrastruktur.

Jenis-jenis Bencana Hidrometeorologi

Bencana Hidrometeorologi Basah

  • Banjir
  • Tanah longsor
  • Angin kencang, badai, puting beliung
  • Gelombang pasang atau rob

Bencana Hidrometeorologi KeringKekeringan

  • Kebakaran hutan dan lahan akibat cuaca panas ekstrem

Penyebab Utama

  • Curah hujan ekstrem akibat fenomena atmosfer seperti siklon tropis atau gelombang atmosfer.
  • Perubahan iklim global yang meningkatkan intensitas cuaca ekstrem.
  • Kerusakan lingkungan seperti deforestasi dan alih fungsi lahan yang memperparah dampak bencana.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved