Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Waspada Bencana Hidrometeorologi

Lebih Seperempat Wilayah Kampar Berpotensi Banjir, Ini Sebaran Kelas Bahaya Tinggi

Seperempat dari total luas wilayah Kampar berpotensi bahaya banjir yang masuk dalam kelas bahaya tinggi.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: M Iqbal
FOTO/DOK
Rumah yang terendam banjir di Desa Suka Ramai Kec Tapung Hulu. Foto banjir beberapa waktu dulu. 

Ringkasan Berita:
  • Seperempat dari total luas wilayah Kampar berpotensi bahaya banjir masuk kategori risiko tinggi.
  • Tapung Hulu menjadi kecamatan dengan potensi bahaya banjir terluas. Potensi di kecamatan ini seluas 62.825 ha. 
  • Sebanyak 17 kecamatan masuk kelas bahaya Tinggi.

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Seperempat dari total luas wilayah Kampar berpotensi bahaya banjir.

Secara umum dari total luasan tersebut, masuk kategori risiko tinggi.

Kondisi tersebut tergambar dalam Dokumen Kajian Risiko Bencana Kampar tahun 2023-2027.

Dokumen diterima Tribunpekanbaru.com dari Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Edi Pribady, Rabu (19/11/2025).

Areal yang berpotensi bahaya banjir seperti dilihat di halaman 19 dokumen itu, total luasnya 356.456 hektare. Sekitar 31,5 persen dari total luas wilayah Kampar 1.128.928 ha. 

Potensi dibagi menjadi tiga kelas bahaya. Yakni Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kelas ditentukan dengan melihat kelas bahaya maksimum di setiap desa.

Secara umum, Kampar masuk kelas Tinggi. Tapung Hulu menjadi kecamatan dengan potensi bahaya banjir terluas. Potensi di kecamatan ini seluas 62.825 ha. 

Tapung menyusul dengan luas 60.359 ha. Berikutnya Tapung Hilir 51.394 ha meski kecamatan ini masuk kelas Sedang, Kampar Kiri Hilir 32.850 ha, Siak Hulu 28.969 ha, Tambang 27.731 ha, Kampar Kiri 18.646 ha, dan Gunung Sahilan 10.006 ha.

Sebanyak 17 kecamatan masuk kelas bahaya Tinggi. Ada empat kecamatan yang masuk kelas Sedang, terdiri dari Kampa, Kampar Utara, Kuok, dan Tapung Hilir.

Instruksi Mendagri

Bencana hidrometeorologi adalah ancaman nyata di Indonesia.

Mengingat, letak geografis dan iklim tropis yang membuat wilayah ini rawan hujan ekstrem maupun kekeringan.

Sebagai informasi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian telah menginstruksikan seluruh gubernur, bupati, dan wali kota di Indonesia untuk segera meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Instruksi itu dikeluarkan setelah presiden memerintahkan seluruh otoritas terkait untuk mewaspadai bencana tersebut pada Senin (17/11/2025) lalu. 

Presiden menyebutkan, berdasarkan laporan BMKG per 13 November 2025 mengenai adanya aktivitas gelombang atmosfer dan sirkulasi siklonik yang berpotensi memicu cuaca ekstrem. 

Menyikapi perintah itu tersebut, Mendagri langsung mengirimkan Surat Edaran bernomor 300.2.8/9333/SJ ke seluruh kepala daerah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved