Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Hari Kemerdekaan

Mahmud Marzuki Pengibar Merah Putih Pertama di Bangkinang, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Mahmud Marzuki yang diusulkan kembali menjadi pahlawan nasional dari Riau ternyata pengibar bendera Merah Putih pertama di Bangkinang

Penulis: Afrizal | Editor: Afrizal
net
Mahmud Marzuki 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU-  Mahmud Marzuki yang diusulkan kembali menjadi pahlawan nasional dari Riau ternyata pengibar bendera Merah Putih pertama di Bangkinang.

Bersama teman-temannya Mahmud Marzuki mengibarkan sang Merah Putih sepekan setelah Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta. 

Lapangan Merdeka menjadi saksi Merah Putih pertama kali dikibarkan, 24 Agustus 1945. 

Bukan saja mengibarkan bendera Merah Putih, Mahmud Marzuki juga berhasil membakar semangat teman seperjuangannya agar tidak gentar mengibarkan sang Merah Putih.

Dwi Iriani Devi (38 tahun) cucu dari anak pertama Mahmoed, Nazar Mahmoed menuturkan sewaktu pengibaran bendera Merah Putih di Bangkinang masih terjadi perang.

Banyak pejuang gugur kala itu.

Termasuk istri Mahmud Marzuki. 

"Waktu pengibaran, masih terjadi perang. Pejuang banyak yang gugur. Termasuk istrinya pun hilang," tuturnya.

Sekolah yang didirikan oleh Mahmud Marzuki 1941. kini bangunan itu menjadi Komplek Perguruan Muhammadiyah.
Sekolah yang didirikan oleh Mahmud Marzuki 1941. kini bangunan itu menjadi Komplek Perguruan Muhammadiyah. (Tribun Pekanbaru)

Baca: Sejumlah Tokoh Disiapkan Hadapi Tim Kemsos Memeverifikasi Kepahlawanan Mahmoed Marzuki

Baca: VIDEO: Bukti Jejak Perjuangan Mahmud Marzuki

Baca: Riau Kembali Ajukan Mahmud Marzuki Jadi Pahlawan Nasional

Sampai sekarang, makam istri pertama Mahmoed, Solehan binti Lakin tidak pernah diketahui setelah hilang saat pengibaran bendera.

Mahmud Marzuki lahir di Bangkinang tahun 1911. 

Mengutip Wikipedia, ayah Mahmud Marzuki bernama Pakih Rajo, merupakan anggota Partai Serikat Islam asal Kubang Putih, Bukittinggi.

Ibunya, Hainah, pedagang beras di pasar Bangkinang.

Mahmud mulai ikut di barisan perjuangan setelah pulang menuntut ilmu agama Islam di perguruan setara sekolah tinggi di India.

Penjajah melihat sosok Mahmud sebagai tokoh perjuangan kala itu.

Mahmud menularkan semangat nasionalisme dengan berdakwah dan membesarkan organisasi Muhammadiyah di Kampar. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved