Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Eksklusif

Untuk Buka Lapak di Pinggir Jalan Pedagang Bayar Hingga Rp 200 Ribu di Awal dan Rp 3 Ribu Perhari

Soal keamanan dan kenyamanan, Nita mengakui dirinya kurang nyaman karena seringkali jarak tubuhnya dengan kendaraan yang melintas tidak terlalu jauh.

Editor: Afrizal
tribunpekanbaru/hendrigusmulyadi
Kondisi bongkar muat di depan Pasar Pagi Arengka. 

"Tapi yang ngutip ada sampai lima orang, jadi totalnya Rp 10 ribu per hari," ulasnya.

Pedagang lainnya, Rio mengatakan, dirinya sangat setuju kalau akan dibangun pasar induk untuk menampung dan menjadi tempat bertransaksi. Namun ia menyayangkan lokasinya agak terlalu jauh, di Jalan Soekarno-Hatta.

"Pastinya lebih Bagus, dan lebih tertata, tapi lokasinya agak jauh," imbuhnya.

Sementara itu, Feri, warga asal Payakumbuh, Sumatera Barat yang mengangkut sayur ke Pekanbaru mengatakan, pada umumnya pedagang yang datang ke Jalan Ahmad Yani adalah mereka yang sebelumnya berjualan di pasar tumpah terminal Akap.

"Makanya sampai di sini sudah sekitar pukul 01.00 WIB. Kalau sampai di Akap sudah sejak pukul 23.00 malam," jelasnya.

Ditanya soal pasar induk, menurutnya ia sangat setuju sekali, agar lebih tertib dan tidak ada lagi pungutan liar. "Kalau saya sangat setuju sekali cspat diselesaikan pasar induk. Kalau di sini sempit dan banyak pungutan liarnya. Saya sendiri bayar sampai empat kali. Sekali bayar Rp 5 ribu, sehingga saya bayar sampai Rp 20 ribu per hari," ujarnya.

Dari pantauan Tribun,pukul 06.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB, para pedagang sudah mulai meninggalkan kawasan tersebut. Kendaraan yang lalu lalang sudah mulai ramai. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/dri/ale/smg)

Apa alasan pemasok sayuran untuk menggelar dagangan di bahu dan trotoar jalan di Pekanbaru? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru Edisi HARI INI.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved