Berita Riau
STORY - Kisah Sedih Nuri Akibat Kabut Asap di Riau, Trauma karena Kehilangan Anak hingga Derita Asma
Story atau kisah sedih Nuri akibat kabut asap di Riau, trauma karena kehilangan anak hingga saat ini sedang menderita asma
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Tidak hanya ibu hamil di posko pengungsian itu juga banyak anak-anak dan balita yang diungsikan karena sudah menderita demam dan filek.
Seperti yang dialami Ahmad bayi 1 tahun enam bulan warga Imam Munandar Pekanbaru terpaksa dilarikan ke pengungsian karena sudah sesak nafas.
Setibanya di pengungsian Ahmad langsung diberikan pertolongan dengan memberikan Nebulizer, tangisan Ahmad pun pecah saat diberi alat uap yang ditempel dibagian hidung itu.
Selain Ahmad banyak anak lainnya yang secara intens juga terus mendapatkan perawatan di posko pengungsian PKS tersebut.
Di posko pengungsian yang didirikan PKS sendiri saat ini sudah ada 637 masyarakat yang berkunjung dan yang datang berobat 593 orang. Sedangkan yang bertahan di posko alias mengungsi ada 137 orang.
Baca: Libur Sekolah di Tiga KABUPATEN di Riau Diperpanjang Akibat Kabut Asap di Riau Tebal dan Berbahaya
Baca: Kabut Asap di Riau BERBAHAYA Bagi Ibu Hamil atau Wanita Hamil, Ini Penjelasan Dokter KANDUNGAN Zaldy
Baca: Single Salary ASN Pemprov Riau Belum Dibayarkan, Ini Penjelasan BPKAD Riau
Baca: Warga TANTANG Gakum KLHK untuk Tunjuk Batas Lahan TNTN Riau Pascapenangkapan Tiga Perambah TNTN
"Kami sudah buka selama dua Minggu dan akan kami buka terus selagi masyarakat membutuhkan, Insa Allah Ki akan bantu masyarakat dengan jaringan yang ada di PKS," ujar ketua DPW PKS Riau Hendry Munief kepada tribunpekanbaru.com.
Hendry Munief juga menambahkan untuk persediaan obat dan makanan semuanya masih tersedia di Markas PKS tersebut, karena hampir setiap hari ada saja masyarakat yang datang mengantarkan bantuan baik itu berupa makanan dan minuman serta obat yang bekerjasama dengan Bulan Sabit Indonesia.
Pingsan karena Terpapar Asap
Seorang warga Purwodadi Pekanbaru Yuliani pingsan karena tidak tahan terpapar asap.
Yuliani langsung dilarikan ke posko pengungsian di DPW PKS Riau di Jalan Soekarno Hatta Rabu (18/9) sore.
Yuliani tiba di pengungsian dalam kondisi pingsan dan langsung dimasukkan ke ruangan Pemeriksaan dokter yang disediakan di posko tersebut.
Setelah mendapatkan penanganan langsung dari dokter akhirnya Yuliani dalam beberapa menit langsung sadarkan diri, meskipun kondisinya masih lemah.
"Tadi dari rumah sudah lemas sekali, makanya kami larikan ke posko,"ujar Ina keluarga yang ikut mengantar.
Baca: BAHAYA Kabut Asap Bagi Ibu Hamil, Kabut Asap di Riau, Ini Penjelasan Dokter Spesialis KANDUNGAN
Baca: 838 Sekolah Negeri di Siak Masih Diliburkan Akibat Kabut Asap di Riau, TK, SD, hingga SMP
Baca: Kesehatan Walikota Dumai Zulkifli Adnan Singkah Alias Zul AS Menurun, Flu karena Kabut Asap di Riau
Relawan bersama petugas medis langsung memberikan pertolongan kepada korban asap tersebut dengan sigap.
"Dia mengalami kecapean karena aktivitas seharian di luar rumah, terpapar asap," jelas dokter Rio Herman yang bertugas sore itu.
Menurut penjelasan Rio, buk Yuliani menghirup asap yang banyak ditambah lagi terlambat makan dan kurang vitamin sehingga mengakibatkan gula ditubuhnya menurun.
"Tapi Alhamdulillah sudah sadar dan tinggal butuh istirahat aja lagi,"ujarnya.
BAHAYA Kabut Asap Bagi Ibu Hamil dan Penjelasan Ilmiahnya
Bahaya kabut asap bagi ibu hamil, kabut asap di Riau, ini penjelasan Dokter Spesialis kandungan dr Zaldy Zaimi SpOG.
Bahaya asap bagi ibu hamil akan dijelaskan dr Zaldy Zaimi SpOG yang merupakan Dokter Spesialis Kandungan RS Awal Bros Pekanbaru menjelaskan, kondisi kesehatan janin dalam kandungan ibu pastinya selalu menjadi prioritas bagi calon ibu dan ayah.
Baca: Single Salary ASN Pemprov Riau Belum Dibayarkan, Ini Penjelasan BPKAD Riau
Baca: Warga TANTANG Gakum KLHK untuk Tunjuk Batas Lahan TNTN Riau Pascapenangkapan Tiga Perambah TNTN
Baca: 838 Sekolah Negeri di Siak Masih Diliburkan Akibat Kabut Asap di Riau, TK, SD, hingga SMP
Baca: Kesehatan Walikota Dumai Zulkifli Adnan Singkah Alias Zul AS Menurun, Flu karena Kabut Asap di Riau
Mulai dari menjaga asupan makanan yang bergizi bagi ibu hamil, kontrol rutin ke dokter kandungan melihat perkembangan janin setiap bulannya, sampai menghindari hal-hal yang bisa mengganggu perkembangan bayi di dalam kandungan.
Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan bagi ibu hamil adalah, apakah ada pengaruh polusi udara terhadap perkembangan bayi dalam kandungan.
Apalagi khususnya di kota Pekanbaru, yang beberapa hari terakhir kondisi kualitas udaranya memburuk karena asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Asap makin tebal, cahaya matahari berkurang tertutup asap, dan bau menyengat asap kebakaran yang mengganggu pernafasan.
Polusi udara bukan hanya asap kebakaran hutan, tapi juga dapat berasal dari gas buangan kendaraan bermotor, asap rokok, debu, hingga aroma atau gas dan uap bahan kimia.
Jika terus-menerus terpapar polusi udara, ibu hamil dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Hal ini terjadi karena polutan yang mengotori udara dapat terhirup ibu hamil atau Bumil, masuk ke dalam paru-paru, membuat saluran pernafasan meradang, bahkan masuk ke dalam peredaran darah.
Secara khusus pada ibu hamil, polusi udara bisa berbahaya bagi plasenta yang menyediakan oksigen, darah, dan nutrisi bagi janin dalam kandungan.
Baca: Kesehatan Walikota Dumai Zulkifli Adnan Singkah Alias Zul AS Menurun, Flu karena Kabut Asap di Riau
Baca: Wakil Ketua DPRD Kuansing Riau dari Partai Gerindra, Ini Sosok yang Ditunjuk DPP Gerindra
Baca: BREAKING NEWS : Tiga Tim Tour de Siak 2019 Mundur Gara-gara Tebalnya Kabut Asap di Riau
Kondisi ini akan semakin buruk jika ibu sudah ada riwayat gangguan pernafasan sebelum hamil seperti asma atau penyakit lain.
Jika tidak ditangani, asma dapat menyebabkan janin kurang oksigen, lambat berkembang, serta lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah.
Selain itu, bahan pencemar udara yang masuk ke dalam plasenta juga dapat meningkatkan risiko janin mengalami asma di kemudian hari.
Banyak penelitian yang sudah dilakukan tentang pengaruh polusi udara terhadap perkembangan janin dalam kandungan.
Peradangan dan stres oksidatif yang ditimbulkan oleh asap kebakaran hutan dan polusi udara lainnya dapat membahayakan kehamilan.
Adapun dampak pada janin, diantaranya, infeksi berat pada ibu yang tidak tertangani dengan baik, bisa menyebabkan infeksi dalam rahim dan gangguan perkembangan berat badan janin dalam kandungan.
Kemudian berat badan bayi lahir rendah, resiko kelahiran prematur, bayi berisiko menderita gangguan kesehatan setelah lahir seperti asma dan autisme.
Lalu bayi meninggal dalam kandungan (biasanya ada faktor penyebab lain).
Polusi asap kebakaran hutan tidak menyebabkan kelainan kelainan seperti bibir sumbing, kecacatan secara fisik pada bayi, kelainan organ bayi ataupun kelainan yang ditimbulkan secara genetik lainnya seperti Down Syndrome.
Baca: Single Salary ASN Pemprov Riau Belum Dibayarkan, Ini Penjelasan BPKAD Riau
Baca: Warga TANTANG Gakum KLHK untuk Tunjuk Batas Lahan TNTN Riau Pascapenangkapan Tiga Perambah TNTN
Baca: 838 Sekolah Negeri di Siak Masih Diliburkan Akibat Kabut Asap di Riau, TK, SD, hingga SMP
Bagi ibu-ibu yang sedang hamil tidak perlu juga khawatir berlebihan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak buruk yang bisa ditimbulkan polusi asap bagi kehamilan.
Antara lain dengan mengurangi aktifitas di luar rumah, menggunakan masker jika harus aktifitas diluar rumah, istirahat yang cukup, makan yang bergizi, konsumsi air putih yang cukup.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin C atau Madu, menggunakan AC dan air purifier di dalam ruangan, serta periksa rutin ke dokter kandungan untuk menilai perkembangan janin dalam kandungan.
STORY - Kisah Sedih Nuri Akibat Kabut Asap di Riau, Trauma karena Kehilangan Anak hingga Derita Asma. (Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution)
