Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Inilah Detik-detik Kronologi Seorang Pria Menyerang Polisi dengan Sajam, Marah Gara-gara Ini

Detik-detik kronologi seorang pria serang polisi dengan sajam. Korban sempat dipukul. Marah gara-gara polisi lakukan ini.

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Aryok Mateus dari Pixabay
(ilustrasi) Inilah Detik-detik Kronologi Seorang Pria Menyerang Polisi dengan Sajam, Marah Gara-gara Ini 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah detik-detik kronologi seorang pria yang menyerang seorang anggota polisi menggunakan senjata tajam.

Diduga marah karena polisi membuarkan aktifitas internet disebuah warung. Pelaku sempat memukulkan gagang sajam jenis katana tersebut ke korban.

Kemudian ia kebur meninggal lokasi kejadian Pelaku yang berinisial Z berusia 26 tahun tersebut ditangkap dua minggu kemudian setelah ia pulang dari melaut.

Baca juga: Kejutan Kecil jadi Pemicu Penganiayaan, Punggung Wanita Ini Melepuh Disiram Air Panas

Baca juga: Main Gaple Berujung Penganiayaan, Korban Babak Belur Dihajar

Baca juga: Ngeri, Kaki Muhdanial Putus Dibacok, Inilah Kronologi Lengkap Penganiayaan di Bangko Pusako

Berikut ini kronologinya

Tim Polres Lhokseumawe menangkap pria berinisial Z (26) di tempat pendaratan ikan (TPI) Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Minggu (24/1/2021).

Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto menyebutkan, Z ditangkap karena menganiaya polisi berpangkat Aipda berinisial DS yang bertugas di Polsek Meurah Mulia, Aceh Utara, pada 8 Januari 2021 lalu.

“Saat itu, Aipda SD membubarkan remaja yang main internet di warung desa itu. Tidak terima, pemuda itu lalu menantang polisi. Merampas ponsel polisi dan mengeluarkan katana untuk membacok. Pelaku sempat memukul polisi dengan gagang katana itu,” kata Eko dalam konferensi pers, Rabu (27/1/2021).

Setelah kejadian itu, pelaku menghilang dari desanya selama 16 hari.

Ternyata, pelaku pergi melaut dan baru kembali 16 hari kemudian.

“Dia pergi ke Banda Aceh untuk melaut, baru pulang. Kita dapat kabar itu dan saya perintahkan tangkap dia,” kata Eko.

Menurut Eko, tindakan polisi membubarkan anak-anak yang bermain game online itu atas permintaan kepala desa.

Baca juga: Polisi jadi Korban Penganiayaan, Kakinya Terluka Ditikam Badik, Ini Pangkal Masalahnya

Baca juga: Emak-emak di Rohul Lempar Tetangga dengan Pecahan Semen, Anak dan Ayah Lapor Penganiayaan ke Polisi

Selama ini, para orangtua khawatir saat anaknya berkumpul di warnet untuk bermain game online.

“Kaki kiri korban terkilir, pinggang dan punggung memar. Bahkan pelaku mengancam akan membunuh korban. Itu polisi pakaian dinas, lengkap,” kata Eko.

Meski sempat dirawat di rumah sakit, korban saat ini sudah membaik dan diizinkan pulang.

“Pelaku ini mengaku juga mengonsumsi sabu. Maka perangainya tidak stabil di desa,” kata Eko.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved