Baharudin Ikut Tewas Saat Penembakan Haji Permata, Keluarga : Ditembak ya, Bukan Tembak-menembak
Pihak keluarga Baharudin dan pengacara mendatangi Polda Riau menanyakan lanjutan kasus tewasnya Baharudin yang ikut tertembak bersama Haji Permata.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU-Pihak keluarga dari almarhum pria bernama Baharudin, mendatangi Markas Polda Riau di Jalan Pattimura Kota Pekanbaru.
Dengan turut memboyong pengacara kondang, Razman Arif Nasution, pihak keluarga yang terdiri dari istri dan abang kandung korban, dalam hal ini mempertanyakan kelanjutan penanganan kasus yang menewaskan Baharudin.
Untuk diketahui, Baharudin menjadi salah satu korban tewas dalam peristiwa penyergapan yang dilakukan petugas dari Bea Cukai terhadap pengusaha asal Batam, Haji Permata, pada Jumat (15/1/2021) lalu.
Baca juga: Pemilik Hotel Oasis Batam Haji Permata Ditembak di Perairan Riau, Ini Kata Polisi, Terkait Bea Cukai
Baca juga: Polda Riau Kembali Periksa Petugas Bea Cukai Terkait Penembakan Pengusaha Batam Haji Permata
Peristiwa penyergapan yang berujung penembakan tersebut, terjadi di kawasan perairan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau.
Disebut-sebut, peristiwa ini terkait dengan pengungkapan dugaan penyelundupan rokok ilegal dalam jumlah cukup besar.
Dalam peristiwa ini, Haji Pertama meninggal dunia di tempat. Sementara Baharudin, sempat dilarikan dan dirawat di rumah sakit beberapa hari, namun ternyata nyawanya tidak tertolong.
Selain Haji Permata dan Baharudin, ada dua korban lainnya yang mengalami luka. Mereka adalah Abdul Rahman dan Irwan.
Pengacara : Kematian Korban Tak Wajar
Pengacara Razman Arif Nasution mewakili pihak keluarga Baharudin mengatakan, adapun tujuan kedatangan rombongan pada Jumat (18/6/2021) kemarin itu, awalnya hendak membuat laporan polisi (LP) atas kematian Baharudin yang dinilai tidak wajar.
Baca juga: VIDEO: Kepala BC Tembilahan Diperiksa Polda Riau Terkait Tewasnya Haji Permata
Baca juga: Ditembak Petugas Bea Cukai, 5 Peluru Bersarang Di Dada Haji Permata Satu Lagi Di Kepala Kapten Kapal
Namun dipaparkan Razman, setelah berdiskusi dengan para petinggi Polda Riau, akhirnya pihaknya hanya akan membuat aduan masyarakat (dumas) untuk memantau perkembangan penanganan kasus yang dilakukan polisi.
Karena laporan atas nama Baharudin, masih satu laporan dengan kematian H Permata di peristiwa yang sama.
"Kami menghargai dan menghormati instansi Polri, maka disepakati tak usah dulu buat LP. Karena menurut Dir Krimum (Polda Riau), masih satu laporan dengan kasus Haji Permata. Beliau juga pastikan penyelidikan akan berjalan. Maka kita percaya akan bekerja benar," sebutnya.
Pihaknya berharap, siapa yang terlibat dalam kasus ini harus segera ditangkap.
Menurut Razman, dalam proses hukum kasus tersebut sebetulnya tidak diperlukan adanya dumas. Karena telah menjadi delik umum dan peristiwa sudah diketahui masyarakat luas.
Namun lantaran sejak kejadian hingga saat ini kasus tersebut tidak jelas perkembangan penanganannya, maka dirasa perlu untuk membuat dumas tersebut.
Baca juga: Diperiksa Polda Riau Terkait Kasus Penembakan Haji Permata, Kepala BC Tembilahan Irit Bicara
Baca juga: Polda Riau Dalami SOP Petugas BC Tembak Rombongan Haji Permata, Dua Orang Meninggal Dunia
"Sebagai kuasa hukumnya Baharudin dan keluarga, saya rasa perlu membuat dumas agar ada pegangan kita untuk memantau perkembangan penangan kasus ini," terangnya.
Menurut Razman, dalam peristiwa ini, Baharudin murni adalah korban. Ditegaskannya, Baharudin bukanlah anggota atau anak buah dari Haji Permata.
"Baharudin itu menjadi korban penembakan. Hingga kita menilai kematiannya tak wajar. Kenapa tak wajar, karena dia tidak terlibat dalam kasus yang katanya Haji Permata itu," urai Razman.
Dibeberkan Razman, Baharudin notabenenya hanyalah masyarakat biasa pemilik pancung, yang sehari-hari digunakan untuk transportasi mengantar orang menyeberang.
Kemudian hari peristiwa nahas itu, sebelumnya Baharudin dihubungi oleh Basir yang merupakan ajudan dari Haji Permata.
Dalam percakapan yang juga diketahui oleh istri Baharudin, Neni, dan abang kandungnya Syamsir, bahwa Basir meminta Baharudin membuatkan 40 nasi bungkus.
Baca juga: Polisi Telusuri Sebab Penembakan yang Tewaskan Haji Permata, Proyektil Peluru Sedang Dianalisa
Baca juga: Kasus Penembakan Haji Permata Dilimpahkan ke Polda Riau, Polisi Layangkan Panggilan ke Bea Cukai
Namun nasi belum masak, Basir kembali menghubungi Baharudin untuk datang dan mengambil uang pemesanan nasi tersebut.
"Jadi Baharudin pergi menjumpai Basir. Tapi bukan mendapat uang tadi, malah Haji Permata dan rombongan langsung naik ke kapal Baharudin. Rupanya sebelumya sudah ada kejar mengejar antar Beca Cukai dan kelompok H Permata tadi. Mereka tertangkap dan ditembak," sebutnya.
"Ditembak ya, bukan tembak-menembak. Sebab tidak ada perlawanan tembakan dari kapal yang dikemudikan Baharudin. Kalau tembak menembak pasti ada senjata dong di atas kapal itu," sambung dia.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Teddy Ristiawan saat dikonfirmasi terakhir kali beberapa waktu lalu, menyatakan penanganan kasus masih berlanjut.
Proses pemeriksaan saksi kala itu masih berproses untuk mengumpulkan bahan keterangan dan bukti-bukti.(tribunpekanbaru.com/rizky armanda)
foto: Razman Arif Nasution memegang foto kapal milik almarhum Baharudin saat peristiwa penembakan/Rizky Armanda