Berita Kampar
Ini Sikap Pemkab Kampar Terkait Bentrok Berdarah,Status Quo Koperasi Sawit, Biaya Korban Ditanggung
Penjabat Bupati Kampar, Kamsol menyatakan kepengurusan Koperasi Iyo Basamo status quo, biaya korban ditanggung Pemkab Kampar
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
Ia mengakui, pengamanan dari kubu Hermayalis tidak kuasa menghindari bentrok. Sebab harus menghadang kubu yang ingin menguasai lahan.
Ia mengklaim, hasil mediasi yang dipimpin Sekda Yusri sedang dilaksanakan. Sebaiknya semua pihak saling menahan diri.
Asep juga menyinggung soal korban luka yang berjatuhan. Ia meminta agar konflik ini tidak mengeksploitasi ibu dan anak. Tetapi mestinya diselesaikan dengan jalan damai.
Kepolisian Resor Kampar mengamankan 17 orang dalam bentrok tersebut. Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto menyebutkan, mereka sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Kampar dengan disokong Ditreskrimum Polda Riau.
“Saat ini sebanyak 17 orang kita amankan dan terhadap mereka masih dilakukan pemeriksaan intensif dan
pendalaman untuk mengetahui tentang peran mereka masing-masing saat kerusuhan terjadi," kata Sunarto, Senin (20/6/2022).
Video bentrokan beredar luas di sejumlah platform media sosial. Seperti yang diunggah Iskandar Halim, pengacara salah satu pihak terlibat bentrok. Ia mengunggah beberapa video di akun Facebook miliknya, "Advokat Iskandar Halim".
Video memperlihatkan bentrok fisik antara sekelompok pria dengan massa yang didominasi kaum ibu.
Bentrokan pecah di jalan dalam areal kebun sawit yang ditutup portal.
Sekelompok pria itu tampak ingin melewati portal. Lalu dihadang kubu yang didominasi perempuan.
Pria yang mengatasnamakan dirinya tenaga pengamanan itu tetap memaksa menembus portal. Saat itulah bentrokan pecah.
Di video lain, tampak seorang bocah laki-laki menangis. Dengan kepala berdarah, ia digendong seorang pria yang juga menangis. Ada juga anak perempuan yang histeris.
Iskandar mendapat penjelasan kronologis dari kliennya bernama Yuslianti, Yusmar dan Asmara Dewi.
"Orang suruhan Hermayalis yang datang dua bus ke lokasi Kelapa Sawit, mereka memaksa masuk dan dihadang oleh ibu-ibu anggota kelompok tani," katanya, Minggu malam.
Menurut dia, orang suruhan itu membawa benda tajam dan tumpul. Seperti parang, samurai dan besi. Lalu melakukan penganiayaan.
"Mereka menganiaya perempuan dan anak-anak. Bapak-bapak juga ada yang menjadi korban," katanya.
Ia mengatakan, korban penganiayaan telah melapor ke Polda Riau, Minggu malam.
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/dr-kamsol.jpg)