Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Geram dengan Aksi KKB, Panglima TNI Perintahkan Bantuan Tempur Maksimal ke Papua

Sebelum memerintahkan mobilisasi bantuan tempur maksimal, Panglima TNI Yudo sempat enggan mengerahkan kekuatan militer ke Papua.

Istimewa / Tribunnews.com
KSAL Laksamana Yudo Margono 

Lebih lanjut, Khairul menyampaikan bahwa tewasnya Pratu Miftahul pada Sabtu (15/4/2023) lalu merupakan insiden.

Peristiwa seperti itu, menurutnya bisa selalu terjadi di kawasan konflik seperti di Papua.

Kendati demikian, ia menilai kontak tembak yang berujung pada tewasnya prajurit TNI bukan berarti Pemerintah gagal atau harus melakukan pergantian pendekatan.

Khairul juga menyarankan supaya TNI melakukan evaluasi secara mendalam.

Tujuannya untuk mengurangi risiko sekaligus meningkatkan keamanan dan keberhasilan operasi pembebasan pilot Susi Air.

Potensi kebocoran informasi

Di sisi lain, Khairul juga mengingatkan TNI soal potensi kebocoran informasi selama operasi pembebasan pilot Susi Air.

Kebocoran informasi, menurut Khairul dapat menyebabkan kerugian dan kondisi fatal bagi prajurit yang tergabung dalam Satgas.

"Saya kira perlu ada evaluasi dan pembenahan. Selain soal kompetensi, juga menyangkut kehati-hatian maupun kerahasiaan," imbuhnya.

Dalam hal ini, ia juga meminta publik untuk memahami keputusan TNI jika mereka menjaga kerahasiaan informasi agar operasi pembebasan pilot Susi Air berjalan lancar.

Sebab, ada risiko keamanan dan kegagalan misi, temasuk potensi mengganggu proses dialog dan negosiasi yang sedang berjalan.

"Saya kira publik perlu memahami bahwa tidak bicara bukanlah berarti tidak bergerak," jelasnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved