TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Infrastruktur jalan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah itu.
Dari total sekitar 2.000 kilometer panjang jalan yang tersebar di berbagai kecamatan, hanya 800 kilometer yang telah beraspal.
Sisanya, sekitar 1.200 kilometer, masih berupa jalan berlapis base atau bahkan tanah.
"Artinya, hanya 40 persen ruas jalan di daerah itu yang telah diaspal," ujar Bupati Kuansing Suhardiman Amby.
Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat sebagian besar jalan non-aspal tersebut berada di daerah pedesaan yang menjadi akses utama warga dalam aktivitas ekonomi dan sosial.
Keterbatasan anggaran yang dimiliki Kuansing hanya cukup untuk membangun beberapa kilometer jalan saja.
Selebihnya digunakan untuk perbaikan atau perawatan jalan rusak.
Di tengah efisiensi anggaran saat ini, Suhardiman Amby pun mengakui tidak dapat mengakomodir semua pembangunan infrastruktur jalan dari APBD.
Baca juga: Hambat Mobilitas Masyarakat, 31,65 Persen Jalan Provinsi Masih dalam Kondisi Buruk
"Kita harus lebih intens meraih dana pusat agar pembangunan infrastruktur jalan di Kuansing bisa maksimal," ujar Suhardiman Amby.
Selain mengajukan bantuan pemerintah pusat, Pemkab Kuansing juga berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan untuk melakukan perbaikan dan perawatan jalan.
Pasalnya, perusahaan - perusahaan yang beroperasi di Kuansing berkontribusi pada kerusakan jalan di Kuansing.
Sementara itu Wakil Bupati Kuansing Muhklisin menilai keberadaan perusahaan sawit turut menjadi penyumbang kerusakan jalan di Kuansing.
Sebab, truk-truk pengangkut buah sawit yang dimiliki perusahaan kerap memuat sawit melebihi kapasitasnya.
"Selain mobil CPO dan truk PKS, truk dari Peron juga penyumbang kerusakan jalan. Mereka harus bertanggung jawab perbaiki jalan," ujar Muhklisin.
Baca juga: Jembatan Sempit dan Jalan Rusak Parah di Lintas Rantau Berangin - Rohul Dikeluhkan Masyarakat
Menurut Muhklisin truk pengangkut sawit dapat mencapai 40 ton.