Arsitekturnya perpaduan Melayu, Arab, dan Eropa.
Di dalamnya tersimpan benda-benda pusaka: mahkota, singgasana, meriam tua, dan bahkan alat musik kuno bernama “Komet” yang hanya ada 2 di dunia.
Kesultanan Siak dikenal memiliki manuskrip Islam klasik dan tradisi sastra Melayu yang kaya.
Diperkirakan ada sekitar 78 ribu lembar arsip di Istana Siak, ditulis dalam bahasa Melayu, Arab Jawi, dan Belanda.
Isi manuskrip berupa surat menyurat diplomatik antar kerajaan, termasuk dengan Tumasik (Singapura). Kemudian, catatan hukum Islam, fatwa ulama, dan sistem pemerintahan berbasis syariat. Terdapat juga hikayat dan syair yang mengandung nilai-nilai keislaman dan adat Melayu.
Nilai historis manuskrip ini menjadi tolok ukur kedudukan Kesultanan Siak sebagai pusat keilmuan dan diplomasi Islam di Asia Tenggara.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)