Wawancara Eksklusif
Campak Bisa Menyebabkan Kebutaan, Bisa Dicegah Lewat Imunisasi
Dinas Kesehatan Pekanbaru melakukan sweeping imunisasi untuk memastikan pasien campak mendapat vitamin A untuk mencegah kebutaan.
Penulis: Fernando | Editor: FebriHendra
S : Campak itu akibat virus morbili, yang dapat menular melalui percikan udara. Mereka seperti virus yang beterbangan di udara, lalu kita bisa kena. Atau benda yagg terpapar, lalu masuk ke saluran pernafasan, maka bisa menular.
Gejala awalnya demam, tiga hingga empat hari. Setelah itu muncul ruam merah tidak berair. Itu sudah masuk fase penularan, sehingga saat itu harus isolasi di rumah.
Kalau kita kerja, juga jangan kerja ya di rumah. Kalau sudah muncul gejala pada fase penularan, itu jangan keluar rumah. Banyak dari kita tidak menyadari hal itu. Mereka menganggap sepele, seolah kena panas saja, lalu masuk sekolah.
Anak-anak tanpa kita sadari menularkan campak ke teman-temannya lewat interaksi dan sentuhan di sekolah. Itu sangat cepat penularannya, dari satu kelas sebanyak 30 siswa, bisa 17 yang kena campak ketika berinteraksi dalam fase penularan ini.
T : Memang lebih mudah menular ke anak-anak dibanding dewasa ?
S : Karena daya tahan tubuh anak-anak lebih rentan, tapi ada juga kasus dewasa. Bahkan ada juga lansia karena kondisinya berkurang ketahanan tubuhnya.
Anak-anak banyak terkena campak karena populasinya terkonsentrasi sehingga lebih rentan.
Sedangkan kalau orang dewasa, tentu punya daya tubuh lebih baik dan punya kekebalan, terutama yang pernah dapat vaksin.
T : Ini kan ada peningkatan, tadi disebut ada peningkatan. Apa penyebabnya ?
S : Ini adalah akumulasi sekelompok orang yang tidak punya daya tahan tubuh yang baik terhadap campak. Misalnya kita lihat, pada tahun 2020 sempat ada Pandemi Covid 19. Tapi daya tahan tubuh anak-anak kita kurang,
Ada tiga dosis pemberian imunisasi campak, pertama umur 9 bulan. Setelah itu umur 18 bulan, setelah itu kelas satu SD. Pemberian imunisasi ini diharapkan kekebalan tubuh melindungi dia dari campak seumur hidup.
Kalau dia sakit, dampaknya ringan, dibanding orang yang sama sekali belum dapat imunisasi.
T : Kan ada lonjakan kasus campak, apa karena yang dapat imunisasi menurun ?
S : Kita menyadari jumlah anak yang mendapat imunisasi campak cendrung menurun pasca Pandemi Covid-19. Kita berupaya agar ada kekebalan kelompok, caranya dengan jangkauan imunisasi mencapai 95 persen.
Kalau punya anak 100 orang, maka 90 orang harus mendapat suntikan imunisasi, agar kebal dari penyakit campak. Ketika jumlah yang mendapat imunisasi menurun, maka jumlah anak yang kebal campak pun berkurang.
| Menyapa Generasi Sehat: Kiprah KPPG Pekanbaru dalam Program Makan Bergizi Nasional |
|
|---|
| CCTV Terintegrasi dan Command Center Hidup Lagi, Pekanbaru Siap Jadi Kota Cerdas |
|
|---|
| Bea Cukai Dumai Gempur Rokok Ilegal, Bongkar Modus dan Risiko Penindakan |
|
|---|
| Program RPL di Unilak Bantu Peningkatan SDM dan Kesejahteraan Bagi Kalangan Pekerja di Riau |
|
|---|
| Debat Publik Calon Kepala Daerah, Panggung Retorika atau Penentu Elektabilitas? |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.