Diiming-imingi Rumah Layak Huni, Tukang Becak Rela Gadaikan Sawah, Menunggu 4 Tahun, Ternyata Ditipu
Tergiur iming-iming mendapatkan bantuan pembangunan rumah dari pemerintah, tukang becak ini justru kena tipu.
Sementara itu, Camat Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Saifuddin sudah mengetahui informasi tersebut.
Sebagai solusinya, ia mengaku sudah pernah meminta aparat desa setempat untuk mengusulkan bantuan pembangunan rumah kepada Syarkawi.
Namun hingga saat ini, justru tidak ada tindak lanjut dari desa.
“Saya juga prihatin atas musibah keluarga itu yang kena tipu. Saya sarankan waktu itu agar dibuat proposal permohonan bantuan dikasih ke saya di kecamatan, nanti coba saya carikan di tingkat kabupaten. Mana tahu rezeki dan bisa dibantu pembangunan rumah keluarga itu," katanya.
“Besok saya cek lagi, bagaimana kelanjutan proposal itu. Saya usahakan semampu saya,” ungkapnya.
• Kisah Cowok Ganteng Anak Kuli Bangunan di Riau Lulus Masuk IPDN, Azam: Yang Penting Usaha dan Doa
Rumah Layak Huni Bagi Warga Miskin
Memiliki rumah yang layak huni menjadi dambaan setiap orang.
Bukan perkara mudah bagi masyarakat dimasa resesi ini menyediakan anggaran untuk membangun rumah layak sendiri.
Masyarakat dengan penghasilan tinggi terbilang mudah untuk membangun rumah impian.
Namun masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah sangat sulit mewujudkan impian memiliki rumah layak.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Persentase penduduk miskin di Provinsi Riau pada Maret 2020 sebesar 6,82 persen dari total jumlah masyarakat Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Riau pada Bulan Maret 2020 sebanyak 483,39 ribu jiwa.
Angka ini tersebar diberbagai Kabupaten/Kota di Riau, termasuk Kabupaten Kampar.
Menurut Badan Pusat Statistik, masyarakat yang termasuk dalam golongan masyarakat miskin yakni rumah tangga yang berpenghasilan dibawah Rp 2 juta perbulan.
Sebagian besar masyarakat yang berpenghasilan dibawah Rp 2 juta tinggal dengan rumah mengontrak ataupun tinggal dirumah dengan kondisi kurang layak huni.
Demi mewujudkan impian masyarakat kurang mampu dapat tinggal dirumah berkategori layak huni, Kementrian PUPR menelurkan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang dikenal dengan istilah bedah rumah.
