Tak seperti AS yang Kerahkan Militernya, Jerman Lebih 'Manusiawi' Serukan Perdamaian Rusia-Ukraina
Jerman bahkan dengan lantang meminta Rusia tidak melakukan agresi ke Ukraina. Mereka juga tidak mengerahkan militer. Beda dengan AS
TRIBUNPEKANBARU.COM- Amerika Serikat boleh banyak mengirimkan pasukan dan peralatan perang di garis batas Rusia dan Ukraina yang sedang terlibat ketegangan.
Soal keberadaan pasukan dan peralatan perangnya itu, AS mengaku untuk menciptakan perdamaian dunia.
Meski pada kenyataannya Rusia menyebutkan AS terkesan provokatif dengan kabar palsu yang disebarkan.
Baca juga: Amerika Serikat Buka Suara Soal Spekulasi Invasi Rusia ke Ukraina, Perang Dimulai?
Namun, nyatanya bukanlah Amerika Serikat yang lantas menyuarakan perdamaian, namun Jerman.
Jerman yang tidak mengirimkan pasukan dan menambah persenjataan untuk Ukraina justru tegas meminta Rusia untuk tidak melakukan penyerangan ke Ukraina.
Permintaan biru disampaikan Jerman tanpa mereka memperlihatkan agresi militernya di wilayah batas Ukraina dan Rusia seperti yang dilakukan AS.
Melalui Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan Rusia tentang hukuman berat jika menyerang Ukraina menjelang pembicaraannya di Kiev dan Moskwa minggu ini.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Minggu (13/2/2022) mendesak Moskwa untuk mengurangi kebuntuan dengan Ukraina, dan memperingatkan Rusia akan “langsung” menghadapi sanksi jika menyerang tetangganya.
Baca juga: Terungkap, Inilah yang Ingin Dipertahakan AS Makanya Ikut Campur Ketegangan Rusia dan Ukraina
Baca juga: Amerika Serikat saja yang Ketakutan, Rusia Berulangkali Bantah akan Serang Ukraina
Scholz berbicara pada malam perjalanan ke Kiev dan Moskwa untuk pembicaraan saat prospek konflik militer tampak membesar.
Majalah berita Der Spiegel melaporkan pada Jumat (11/2/2022) bahwa militer Rusia, yang memiliki lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, dapat menyerang pada Rabu (16/2/2022), mengutip sumber-sumber intelijen.
Pejabat AS pada Minggu (13/2/2022) mengatakan mereka tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut.
“Kami tidak dapat memprediksi hari dengan sempurna, tetapi kami sekarang mengatakan untuk beberapa waktu bahwa kami berada di jendela, dan invasi dapat dimulai – aksi militer besar dapat dimulai – oleh Rusia di Ukraina kapan saja sekarang. Itu termasuk minggu depan sebelum akhir Olimpiade," penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN "State of the Union" dilansir DW.
Rusia membantah memiliki rencana untuk menyerang dan mengatakan tindakannya merupakan tanggapan terhadap agresi oleh negara-negara NATO.
Ancaman Sanksi dari Kanselir Jerman
"Jika terjadi agresi militer terhadap Ukraina yang mengancam integritas dan kedaulatan teritorialnya, akan ada sanksi keras yang telah kami persiapkan dengan hati-hati dan yang dapat segera kami terapkan, bersama dengan sekutu kami di NATO dan Eropa," kata Scholz.
Pemimpin Jerman itu tidak menjelaskan secara spesifik, tetapi AS dan UE sebelumnya telah memperingatkan prospek menargetkan bank-bank Rusia untuk sanksi.
Baca juga: Rusia Sebut Kapal Selam Nuklir Amerika Masuki Perairan Mereka, Militer AS Keluarkan Bantahan
Baca juga: Ukraina Akan Banjir Darah, Rusia Gelar Serangan Pekan Depan
