Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pembunuhan di Kampar

Pelaku Pembunuhan Nenek di Kampar Riau, Sudah Dianggap Anak Malah Tega Habisi Korban dengan Sadis

Setelah bercerai, pelaku pun pulang seorang diri dan tinggal bertetangga dengan Nenek Lamma di Ganting Damai Kampar Riau

Penulis: Fernando | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing
Pembunuhan Nenek di Kampar Riau, Polisi Tangkap Pelaku, Ternyata Orang Dekat 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Pelaku pembunuhan nenek Lamma (65) di Kampar Riau ternyata sudah dianggap seperti anak sendiri oleh korban.

Pelaku bernama Ali (46) itu kini meringkuk di balik jeruji besi Kepolisian Resor Kampar setelah ditangkap di rumah istri sirinya di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Jumat (26/4/202).

Duka keluarga Nenek Lamma (65) korban pembunuhan di Desa Ganting Damai Kecamatan Salo, sedikit terobati.

Pihak keluarga melalui putri korban, Aidil Fitri mengucapkan terima kasih kepada Polres Kampar.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Kasat Reskrim dan Tim Resmob Polres Kampar," katanya, Selasa (30/4/2024).

Keluarga berharap, pelaku dijatuhi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Meski keluarga sadar, hukuman seberat apapun tidak akan menghilangkan kepiluan karena sang ibu meninggal secara tragis. 

Fitri dan keluarga tak menyangka, kebaikan almarhumah  berbalas maut.

Ia mengungkap, belas kasih almarhumah kepada tetangganya ternyata menjadi petaka.

Baca juga: Kebaikan Dibalas Nyawa, Nenek di Kampar Ternyata Dihabisi Tetangga yang Sehari-hari ke Rumahnya

Baca juga: Kasus Pembunuhan Nenek di Kampar, Dua Putrinya Terbayang Kondisi Korban, Mohon Ini Pada Polisi

Ia menuturkan, pelaku pulang dari Malaysia sekitar setahun lalu. Bertahun-tahun lamanya pelaku merantau ke negeri jiran. Lalu menikah disana dan dikaruniai anak. 

"Dengar-dengar cerita dari pelaku, dia menikah dengan orang Malaysia dan sudah punya tiga anak," katanya didampingi Dika, salah satu kerabat di Ganting Damai.

Pelaku telah bercerai dengan wanita Malaysia itu. Setelah bercerai, pelaku pun pulang seorang diri dan tinggal bertetangga dengan Nenek Lamma di Ganting Damai.

Saat itulah, almarhumah merasa iba dengan keadaan pelaku.

Beberapa bulan kemudian, pelaku mengaku telah menikah secara sirih dengan seorang wanita di Solok.

Keluarga tidak tahu persis kebenarannya. Wanita itu tidak pernah diperkenalkan ke mereka.

Selama lebih kurang setahun, pelaku amat dekat dengan almarhumah.

"Ibu (almarhumah) selalu memberi pelaku makan dan minum di rumah," ujarnya.

Tak pernah ada masalah sedikitpun. Almarhumah bahkan memperlakukan pelaku seperti anaknya. Mereka juga sudah menganggap pelaku seperti keluarga.

Bukannya membalas budi, pelaku dengan sadisnya menghabisi almarhumah pada Kamis (21/3/2024).

Kepala Polres Kampar, AKBP. Ronald Sumaja dalam keterangannya, mengemukakan, pelaku mengakui semua perbuatannya. 

Ia menyatakan, MA dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.

Berdasarkan pengakuan MA, kejahatan tersebut telah direncanakannya dua hari sebelum menghabisi Nenek Lamma.

Niatnya ingin merampas perhiasan yang dikenakan korban. 

"(Pelaku mengakui) karena desakan ekonomi yang nantinya uangnya akan diberikan ke istri sirihnya untuk modal usaha dan juga untuk pergi ke Malaysia," paparnya dalam keterangan pers, Senin (29/4/2024). 

Kasatreskrim, AKP. Elvin Akbar menjelaskan cara pelaku membunuh korban di lokasi jasad ditemukan di semak belukar sekitar persawahan pada Kamis pagi itu. Pertama, pelaku membekap mulut korban dari belakang. 

"Lalu, pelaku menusuk tubuh korban sebanyak sembilan kali dengan pisau dapur yang ia dapat dari rumah korban," ujarnya. Pelaku memastikan korban sudah tak bernyawa.

Sebelum meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP), pelaku melucuti perhiasan korban. Ia mengambil paksa kalung dan gelang emas yang dipakai korban. 

Bermaksud menghilangkan jejak, pelaku pergi ke sungai untuk membersihkan percikan darah dari tubuhnya. Lalu membuang barang bukti pisau yang digunakannya menusuk korban ke sungai. 

"Saat ini, kita juga masih melakukan pencarian terhadap barang bukti sajam tersebut," katanya. 

MA merupakan tetangga korban. Usai melakukan perbuatannya, ia masih sempat datang ke rumah korban dan pura-pura tidak tahu dengan yang telah terjadi.

Ia masih berada di desa itu sampai jenazah dimakamkan keesokan harinya, Jumat (22/3/2024). Setelah pemakaman, ia pun berpamitan berangkat ke Malaysia. 

"Namun pelaku malah ke Solok ke rumah istri sirihnya," kata Elvin. Keanehan MA membuat keluarga korban curiga. 

Sebelumnya, warga dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat bersimbah darah di Desa Ganting Damai sekitar pukul 12.00 WIB. Kepala Kepolisian Sektor Bangkinang Barat, Iptu. Rian Onel, jasad ditemukan pertama sekali oleh Ahmad yang sedang menggembala kerbau.

"Posisi korban telungkup di dekat semak yang tidak jauh dari sawah miliknya," kata Kapolsek. Ahmad sempat memanggil korban dengan sapaan akrabnya. Tetapi korban tidak menyahut.

Lalu Ahmad meninggalkan jasad itu dan bertemu dua remaja, Reza dan Adi, yang sedang mencari ikan. Ia menyuruh kedua remaja itu untuk melihat korban di dekat sawah. Benar saja, korban ditemukan tertelungkup berlumuran darah.

Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing)
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved