Makanan Khas Riau
Burasa Makanan Khas Suku Bugis di Inhil Riau yang Selalu Hadir di Hari Besar
Burasa kerap ditemui di rumah – rumah warga di Inhil khususnya pada saat acara besar atau hari – hari besar keagamaan
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Sesri
TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Sekilas memang mirip dengan lontong dan sama – sama dibungkus daun, namun bila dirasa sangat berbeda sensasinya, itu lah Burasa.
Burasa merupakan makanan otentik suku bugis yang berbahan dasar beras serta di campur dengan santan sebelum di bungkus daung pisang dan di masak.
Suku bugis merupakan satu diantara etnis yang populasinya banyak di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), mereka telah hijrah dari Sulawesi Selatan mengadu nasib di negeri hamparan kelapa sejak masa lampau.
Suku ini telah berbaur baik sehingga tidak heran bila burasa kerap ditemui di rumah – rumah warga di Inhil khususnya pada saat acara besar atau hari – hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Burasa yang bercita rasa asin gurih ini pun telah menjadi makanan otentik di Inhil sejak dulu kala, dan di gemari oleh semua kalangan masyarakat dari segala etnis.
Berbeda dengan lemang yang terbuat dari beras ketan hitam atau putih, burasa menggunakan beras dengan bumbu sederhana garam.
“Teksturnya lembut dan rasanya enak. Ini makanan spesial saat hari raya dan hari besar lainnya. Acara adat juga selalu ada,” ujar Yusuf seorang warga Tembilahan, Kamis (20/6/24).
Baca juga: Lempeng Sagu Makanan Khas Riau Legendaris dari Bengkalis, Bahan dan Cara Bikinnya Gampang
Baca juga: Makanan Khas Riau Bolu Kemojo Mimie Populerkan Kemojo Mini kepada Masyarakat
Menurutnya, tradisi kuliner yang satu ini masih terus di jaga oleh orang – orang bugis di Inhil hingga saat ini, termasuk dirinya yang selalu memasak burasa di hari besar keagamaan, seperti Idul Adha 1445 ini dirinya juga menyediakan kuliner ini di rumah.
Uniknya lagi, ditambahkan Yusuf, burasa ini bersifat netral dalam artian bisa didampingkan dengan lauk apa saja seperti ayam, daging dan lauk lainnya sesuai selera.
Namun orang bugis biasanya menikmati dengan sambal dan ayam gulai khas Bugis yaitu ayam ‘nasu likku’ yang lezat sebagai lawan dari burasa.
“Dimakan dengan daging rendang akan lebih mantap lagi rasanya. Itu (Burasa) sama apa aja (lauknya) masuk rasanya,” pungkas Yusuf.
Bagi Tribuners yang penasaran seperti apa rasa kuliner satu ini, bisa coba buat di rumah dengan bahan – bahan sederhana di atas atau bisa berkunjung ke wikayah di Kabupaten Inhil yang banyak suku bugisnya, seperti Tembilahan dan Pulau Kijang Reteh.
( Tribunpekanbaru.com / T. Muhammad Fadhli).
Resep dan Cara Membuat Sambal Lalak Sungai Getek Makanan Khas Inhil Riau, Menggugah Selera |
![]() |
---|
Makanan Khas Riau, Cita Rasa Tradisional yang Menggoda, Sempolet Siput dengan Sayur Kangkung |
![]() |
---|
Makanan Khas Riau Mie Sagu Instan Makcio, Bisa Dibikin Rebus, Lembab Hingga Goreng |
![]() |
---|
Lempeng Sagu Makanan Khas Riau Legendaris dari Bengkalis, Bahan dan Cara Bikinnya Gampang |
![]() |
---|
Lezatnya Ubi Sambal Teri Khas Melayu Riau di Roemah Misagu Bengkalis Makcio |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.