Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Orangtua Siswa Ungkap Pungutan SD yang Viral di Kampar Capai Ratusan Juta

Terkuaknya pungutan-pungutan tersebut setelah viral oknum guru membanting nasi kotak, Senin (10/11/2025) lalu.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
FOTO/DOK
DEMO- Aksi demo orangtua dan murid SDN 021 Tarai Bangun Kabupaten Kampar 

Ringkasan Berita:
  • Terungkap adanya dugaan pemotongan PIP dan pungutan di SD Negeri 021 Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kampar.
  • Dugaan pungutan terungkap dalam pertemuan memfasilitasi tuntutan aksi unjuk rasa seratusan orangtua dan murid terkait guru banting nasi kotak.
  • Diperkirakan pungutan mencapai ratusan juta jika dihitung dari jumlah murid di sekolah itu sebanyak hampir 1000 orang. 

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Dugaan pungutan di SD Negeri 021 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupate Kampar jadi sorotan.

Terkuaknya pungutan-pungutan tersebut setelah viral oknum guru membanting nasi kotak, Senin (10/11/2025) lalu.

Dua oknum guru honorer akhirnya dipecat dan Kepala Sekolah mengundurkan diri setelah ratusan orangtua berunjuk rasa, Rabu (12/11/2025).

Seorang orangtua siswa memperkirakan pungutan mencapai ratusan juta. Ia menghitung dari jumlah murid di sekolah itu sebanyak hampir 1000 orang. 

"Jumlah siswa banyak disini, ada 1000. Jadi kalau dikumpulkan semua bisa ratusan juta," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (14/11/2025).

Antara lain pemotongan terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50 ribu per orang.

Selain itu, pungutan tanah timbun Rp50 ribu per orangtua dan penghijauan sekolah Rp35 ribu per siswa. 

"Belum lagi uang masuk murid baru dari satu juta sampai tiga juta. Alasannya untuk bayar seragam," kata seorang orangtua murid kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (14/11/2205).

Baca juga: Disdik Kampar Pecat 2 Guru SD yang Banting Nasi Kotak, Dugaan Pungutan Didalami

Orangtua siswa yang lain, Elnawati mengungkap pungutan tidak pernah disepakati dalam rapat komite sekolah.

Selain itu pungutan juga tanpa pertanggungjawaban kepada seluruh orangtua atau wali siswa.

"Tidak ada pertanggungjawaban. Rapat hanya formalitas aja," ungkapnya. 

Ia mengaku menolak segala bentuk pungutan itu.

"Saya mungkin satu-satunya yang nggak mau membayar. Yang lain bayar semua," ujarnya. 

Terkait ijazah murid tamatan 2025, berdasarkan informasi ia dengar, belum ada yang dibagikan. Ia tidak tahu secara pasti alasan sekolah sehingga belum membagikannya sampai Nopember 2025 ini. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved